RILIS INDIKATOR:
Pacuan Kuda Elektabilitas Bakal Capres dan Peta Kekuatan Elektoral Partai Pasca-Deklarasi
Kamis, 01 Desember 2022

PENGANTAR

Semakin mendekati pemilihan umum, mata publik akan semakin fokus pada peta kompetisi antarkandidat presiden dan partai politik. Layaknya nonton pacuan kuda (horse race), masyarakat akan terus mengamati pergerakan elektoral para kandidat dan partai yang bersaing, khususnya yang menjadi pilihan mereka. Kompetisi akan semaking mengerucut, sengit dan menarik perhatian publik seiring dengan kedatangan hari H pemilu.

Mungkin karena jarak ke pemilu masih cukup lama, tokoh-tokoh yang mendapat dukungan publik untuk maju sebagai calon presiden sepanjang setahun terakhir belum berubah. Mereka yang selalu menduduki posisi atas adalah Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. Belum ada tokoh lain yang mampu menyusul posisi mereka. Namun lapisan di bawahnya juga tidak banyak berubah. Ridwan Kamil, Agus Harimurti Yudhoyono, Sandiaga S. Uno, Khofifah Indarparawansa, Puan Maharani, Erick Thohir adalah nama-nama yang sering mengisi lapisan ini.

Dinamika persaingan antarkandidat presiden yang relative rendah ini mendorong partai-partai politik lebih memilih menunggu sambil tengok kanan-kiri (wait and see). PDI Perjuangan belum menentukan calon presiden yang diusung, meskipun bisa mengusung sendiri. Golkar, PAN dan PPP baru sebatas membentuk koalisi, tapi belum juga menyebut siapa calon presiden mereka. Gerindra secara internal mengajukan Prabowo Subianto, tetapi belum juga sampai pada kesepakatan resmi dengan partai yang digadang berkoalisi, PKB.

Dalam konteks ini deklarasi Anies Baswedan sebagai calon presiden oleh Partai NasDem telah mengakhiri sikap bungkam partai politik. Terbukti deklarasi ini memicu pro-kontra dari sejumlah partai politik, khususnya berkaitan dengan posisi Nasdem sebagai bagian dari pemerintah dan sikap Anies yang kerap berseberangan dengan pemerintah. Ada yang memandang langkah Nasdem tidak konsisten, tidak loyal, tetapi ada juga yang menganggapnya sebagai manuver politik biasa.

Dalam berbagai jajak pendapat, Anies Baswedan selalu menduduki posisi tiga besar calon presiden. Namun Anies bukanlah tokoh yang sangat menonjol karena tidak menduduki posisi puncak dengan selisih lebar. Untuk itu menarik untuk diamati apakah perolehan suaranya meningkat dengan deklarasi atau stagnan dan bahkan turun. Begitu juga dengan Partai NasDem, apakah deklarasi Anies memberi efek positif, netral atau negatif terhadap dukungan konstituennya.

Di satu sisi, deklarasi Anies Baswedan telah memunculkan dinamika politik baru. Elit partai mulai mengintensifkan kerja-kerja politik seperti lobby dan kampanye. Namun di sisi lain, deklarasi ini belum mampu mendorong partai politik lain mengambil langkah tandingan. Semuanya masih bertahan pada posisi semula, wait and see. Bahkan Partai Demokrat dan PKS yang digadang berkoalisi dengan NasDem mengusung Anies juga belum kunjung memberikan dukungan resmi. Situasi ini bisa jadi berdampak atau tidak berdampak terhadap peta kekuatan elektoral partai-partai politik.

Selain persaingan kandidat presiden yang masih belum dinamis, sikap hati-hati partai politik juga didorong oleh dinamika koalisi. Meskipun bisa mengusung sendiri, PDI Perjuangan tampaknya tetap memerlukan mitra koalisi untuk memperbesar peluang menang. Namun bagi partai yang harus berkoalisi, persoalannya bukan sekadar peluang menang-kalah, tetapi juga tawar-menawar posisi kandidatnya dalam pencalonan presiden dan wakil presiden. Dinamika ini tampaknya yang sedang berlangsung dalam pentas politik nasional.

Survei berikut bertujuan memotret peta kekuatan elektoral kandidat presiden, wakil presiden dan partai politik yang berkembang saat ini. Informasinya akan dilengkapi dengan data tren yang berkembang dari waktu ke waktu dan perbandingan dengan kondisi serupa sebelum pemilu 2019. Survei ini juga akan menyajikan analisis tentang pola perubahan peta kekuatan elektoral kandidat presiden dan partai politik setelah deklarasi calon presiden Anies Baswedan oleh Partai NasDem.

Download selengkapnya disini: Rilis Indikator – Pacuan Kuda Elektabilitas Capres & Partai – 01-12-2022