Latar Belakang
- Dalam pertanyaan terbuka (top of mind) dan semi terbuka, Jokowi, Prabowo, dan Aburizal, masuk 3 besar.
- Dalam pertanyaan semi terbuka, elektabilitas Jokowi mulai naik kembali setelah turun cukup tajam menjelang pileg 9 April, namun masih dibawah elektabilitas tertingginya di bulan Maret 2014.
- Sementara, elektabilitas Prabowo dalam dua bulan ini terus menguat.
- Melihat kondisi ini, hanya Jokowi dan Prabowo yang akan bersaing ketat di pemilihan nanti. Aburizal Bakrie yang mengumpulkan elektabilitas terbanyak ketiga posisinya cukup jauh di bawah kedua calon ini.
Survei Simulasi Efek Calon Wakil Presiden dalam Pilpres 2014
- Hingga saat ini, Jokowi masih mendapat dukungan terbesar dibanding yang lain.
- Namun dalam satu bulan terakhir, selisih dukungan antara Jokowi dengan pesaing terkuat, Prabowo, semakin mengecil.
- Figur calon wakil pres berpengaruh, namun hingga saat ini tampak bahwa calon presiden masih menjadi faktor kunci dalam meraup dukungan.
- Dalam berbagai simulasi tiga pasangan capres, range dukungan masing-masing pasangan tidak jauh dari nilai basisnya (dukungan tiga nama capres tanpa pasangan).
Party ID dan Pilihan Massa Partai kepada Calon Presiden
Sementara party-ID kepada Golkar tidak cukup kuat untuk mendukung Aburizal Bakrie.
Kriteria Calon Presiden
- Jokowi unggul di kelompok pemilih yang lebih mementingkan kriteria Jujur/bisa dipercaya/amanah, Perhatian pada rakyat, dan Mampu memimpin.
- Sementara Prabowo unggul di kelompok pemilih yang lebih mementingkan kriteria Tegas dan Berwibawa.
Kesimpulan
Hingga April 2014, elektabilitas Jokowi masih teratas, disusul Prabowo di peringkat kedua dengan selisih sekitar 15%. Baru pemilih PDI Perjuangan dan Gerindra yang sudah solid mendukung capres yang sudah ditetapkan partainya masing-masing. Straight-ticket voting mampu menjelaskan dukungan yang paralel antara keputusan PDIP mengusung Jokowi sebagai capres dan Gerindra yang resmi mendukung Prabowo. Pemilih partai-partai lain mengalami split-ticket voting. Hal ini disebabkan belum tersosialisasikannya keputusan elit terhadap capres tertentu, atau belum adanya kejelasan arah koalisi.
Selain itu, dalam sistem kepartaian dan identifikasi psikologis terhadap partai (party ID) yang lemah, membuat pilihan basis massa partai rentan berbeda dengan keputusan elit dalam mendukung capres tertentu. Persepsi pemilih terhadap karakteristik personal capres terbukti sangat mempengaruhi perilaku pemilih dalam proses pemilihan presiden. Jokowi unggul di kelompok pemilih yang lebih mementingkan kriteria Jujur/bisa dipercaya/amanah, Perhatian pada rakyat, dan Mampu memimpin. Sementara Prabowo unggul di kelompok pemilih yang lebih mementingkan kriteria Tegas dan Berwibawa.
Unduh laporan lengkap materi presentasi Survei Nasional Indikator April 2014 di bawah ini: